Main cast : Xi Lu Han and Han Yeo
Jin
Author : @dsoexogg a.k.a BubbleBee
Genre : I don’t know
Disclaimer : Ini asli dari pemikiran
author. Jika ada kemiripan itu hanya kebetulan karena author bukan penerus
girlband yang plaigiat.
Yeojin pov
Hari ini adalah hari terakhir
untuk tahun ini. Malam nanti tepat pukul 00.00 seluruh dunia merayakan
pergantian tahun. Dan di malam itu tepatnya 4 tahun yang lalu seorang namja
bernama Xi Luhan menyatakan perasaannya kepadaku. Dibawah sinar terang dan
suara ledakan dari kembang api di tepi Sungai Han semua itu terjadi. Xi Luhan
pria cantik berdarah china itu membuat hidupku bewarna selama 4 tahun ini.
Xi Luhan adalah seorang trainee di
SM Entertaiment. Dia menyempatkan waktunya untuk menginap di rumahku karena dia
bosan berada di asrama setiap hari. Dia juga tidak mungkin pulang ke china
hanya untuk sehari atau dua hari. Aku sangat beruntung mendapatkannya.
Aku meraih ponsel bewarna putih
milikku. Ku sentuh layar ponselku memunculkan fotoku bersama Luhan disebuah
café langganan kami. ku gerakan jemariku untuk mengirimkan pesan pada pria
china itu
To : Luhan
Kau ada
waktu hari ini?
Ku pencet icon send. Tak lama
setelah itu ponselku berbunyi “Tumben sekali dia cepat membalas pesanku”
batinku
From :
Luhan
To :
Yeojin
Kau ingin
merayakan anniversary kita kan?
Aku hanya tersenyum membaca pesan
darinya. Saat aku baru ingin membalas pesannya tiba-tiba dia menelponku. Dengan
segara aku menyentuh tombol bewarna hijau itu.
“Yeoboseyo” sapaku datar
“Apa yang kau rencanakan” suara
Luhan diseberang sana membuatku tak sabar bertemu dengannya
“Molla, belum ku rencanakan”
“Bersiap-siaplah,aku akan ke rumahmu
sebentar lagi”
Pip. Luhan memutuskan telpon antara
dia dan aku.
Author pov
Yeojin bergegas ke kamar mandi.
Berapa menit berlalu yeoja itu keluar dengan handuk putih yang menutupi
tubuhnya. Dia membuka lemari yang tidak terlalu besar itu, dia mengambil
hotpans hitam dan baju kaos putih. Yeojin memang menyukai style seperti ini
tapi bukan berarti dia tidak suka memakai dress atau sejenisnya. Rambut coklat
sebahunya itu dia biarkan tergurai dengan poninya yang panjang di angkatnya ke
atas sudah cukup untuk penampilannya hari ini.
Cklek
Pintu kamar Yeojin terbuka saat
Yeojin sedang membersihkan tempat tidurnya. Dari balik pintu menampakan kepala
seorang Xi Luhan dengan wajah senyumnya.
“Lain kali kau harus mengetok pintu
dulu sebelum masuk Lu” perintah Yeojin sambil melipat selimutnya
“Ini yang terakhir kalinya” jawab
Luhan seraya melangkah mendekati yeojanya yang membelakanginya
“Kau selalu mengatakan itu” ucap
Yeojin yang masih sibuk dengan aktivitasnya. Luhan memeluk Yeojin dari
belakang. Dia sangat rindu dengan aktivitasnya seperti ini. Disandarkannya dagu
putihnya itu di bahu mulus Yeojin
“Aku janji ini yang terakhir” Luhan
meyakinkan Yeojin. Yeojin yang telah selesai dengan kegiatannya membalikan
badannya sehingga berhadapan dengan Luhan dengan jarak yang hanya beberapa
senti. Tatapan mereka saling bertemu. Keduanya saling merindukan tatapan ini,
sudah hampir sebulan mereka tak saling bertemu.
CHU, Luhan menempelkan bibir
tipisnya ke bibir pink Yeojin. Yeojin hanya membulatkan matanya akan perlakuan
Luhan. Tak ada lumatan atau nafsu yang Luhan berikan.
“Kau akan mendapatkan ciuman yang
banyak hari ini” ucap Luhan dengam smirk andalannya. Yeojin mencubit pinggang
Luhan dan memberikan tatapan lasernya untuk Luhan
“Ah appo. Apa kau tak senang jika
aku menciummu?” Tanya Luhan dengan tatapan polosnya
“Aniya,maksudku-“ belum selesai
Yeojin melanjutkan kata-katanya Luhan sudah memotongnya
“Jika tidak berarti kau maukan?”
Goda Luhan. Yeojin hanya tersenyum melihat tingkah Luhan hari ini. Biasanya dia
tidak pernah seperti ini. Dia jarang sekali menggoda Yeojin.
Aku dan Luhan melangkahkan kaki
keluar dari kamarku. Luhan mendudukan dirinya di sofa putih depan tv sedangkan
aku menuju ke dapur ingin membuat sarapan. Aku yakin dia juga belum sarapan,
itu sudah menjadi kebiasaan seorang Xi Luhan.
“Kau sudah sarapan?” Tanyaku pada
Luhan, aku sudah tau jawabannya tapi kenapa aku masih menanyakannya.
“Aku tidak pernah sarapan jika tidak
bersamamu” jawab Luhan seraya meninggalkan ruang tv dan mendekat ke arah ku.
“Apa yang kau buat?” Tanya Luhan
yang sudah berdiri di sebelahku dengan tangan kirinya diletakan ke bahu
kananku.
“Sandwich. Aku belum berbelanja cuma
ini yang ada. Tidak apa-apa kan?” Tanyaku dan menatap mata coklat miliknya.
“Aku selalu makan apa yang kau
masak” ucapnya sambil membuka lemari es dan mengambil sebotol susu sapi. Lalu
dia menuangkan ke dua buah gelas.
Setelah selesai aku dan Luhan
membawa menu sarapan kami ke meja makan. Aku mulai memakan sandwich sedangkan
Luhan hanya menatap sandwich yang ada di piringnya.
“Wae? Kenapa kau tidak makan?”
tegurku. Luhan mengalihkan pandangannya ke kanan sedetik setelah itu dia
menghembuskan nafasnya pelan. Dia tidak menjawab pertanyaanku dan langsung
menyambar (?) sandwichnya.
“Kau ada masalah?” Tanyaku dengan
nada cemas. Aku selalu mengkhawatirkannya aku tidak ingin ada hal yang buruk
untuknya aku tidak ingin kehilangannya karena hanya dia yang kumiliki sekarang.
ibuku sudah meninggal dunia tepat tanggal 1 januari 2009 pada pukul 00.00 KST.
Dia meninggal saat perjalanan pulang dari kantornya karena keadaan ramai dan
ibuku mengantuk, mobilnya menabrak pembatas jalan dan meledak. Sedangkan ayahku
menghilang sejak 4 tahun yang lalu.
“Apa rencana kita hari ini?”
bukannya menjawab dia malah balik bertanya. Tidak semua dari dirinya harus aku
ketahui jadi aku tidak akan menanyakan masalahnya.
“Molla. Yang pasti nanti pukul 11
malam kita akan pergi ke sungai Han duduk di bangku kayu di dekat ahjusshi yang
menjual bbobki” jelasku dengan mulut yang masih mengunyah sandwich. Luhan yang
melihatku hanya terkekeh pelan.
“Itu sudah ritual kita” katanya
dengan wajah senyum khasnya. Kami setiap tahun selalu melakukan ritual ini.
Akan datang ke Sungai Han duduk di bangku kayu sambil memakan bbobki. Dan saat
jam 00.00 Luhan akan mengatakan kata-kata yang dia ucapkan 4 tahun yang lalu.
Flaschback
Author pov
Seorang yeoja duduk menatap langit
yang sebentar lagi akan penuh dengan cahaya kembang api. Mulutnya masih setia
mengunyah bbobki. Yeojin, yeoja itu setiap malam selalu duduk di tempat yang
sama sambil memakan bobbki dan diantara malam yang di datangi Yeojin ada orang
yang memperhatikannya. Tidak setiap hari, dia akan memperhatikan Yeojin saat
dia mempunyai waktu luang untuk bersepeda.
“Ahjusshi aku ingin satu lagi,
bolehkan?” pinta Yeojin dengan penjual bobbki yang sudah menjadi langganan
Yeojin. Ahjusshi itu sudah menggangap Yeojin seperti anaknya sendiri.
“Asalkan kau mau bayar” jawab
Ahjusshi bernama Park Tae Gun itu
“Aku yang akan membayarnya” bukan
Yeojin yang menjawab. Seorang namja di belakang Yeojin lah yang menjawab.
Namja yang selalu memperhatikannya.
“Nuguya?” Tanya Yeojin dengan
menatap namja itu dari ujung kaki hingga unjung kepala. Namja itu berdiri di
hadapan Yeojin yang masih duduk di tempatnya.
“Aku Xi Luhan, aku chinese aku
trainee di Sm Entertaiment. Aku menyukai bobbki saat aku melihatmu selalu
memakan bbobki. Aku datang ke sini saat ada waktu luang dan selalu
memperhatikanmu dari situ.” Luhan memperkenalkan dirinya sambil menunjuk sebuah
pohon tempat dia selalu memperhatikan Yeojin. Sedangkan Yeojin hanya menatap
Luhan aneh. Perlukah untuk perkenalan pertama seperti ini?
“Aku ingin kau menjadi
yeojachinguku” suara Luhan masih jelas dapat di dengar oleh Yeojin walaupun
suara Luhan dikalahkan oleh suara Kembang api. Ini bukan kali pertama Yeojin
melihat Luhan. Yeojin tau Luhan selalu memperhatikannya. Dia juga menyukai
Luhan saat dia melihat Luhan terjatuh dari sepeda karena tidak melihat jalan
melainkan melihat kearahnya. Saat Yeojin ingin membantu Luhan, Luhan lebih dulu
di bantu oleh temannya
“Aku juga berharap hal yang sama”
balas Yeojin di sela-sela dentuman kembang api. Luhan mengalihkan pandangannya
ke samping dia dapat melihat wajah Yeojin yang sedang tersenyum memandang
Langit 2010. Karena merasa di perhatikan Yeojin menoleh ke arah Luhan ini kali
pertama mereka bertatapan dengan jarak sedekat ini.
“Kau yeojachinguku sekarang?” Tanya
Luhan dengan wajah polosnya
Flashback
off
Author pov
Sepasang kekasih yang sedang
menyelusuri salah satu pusat pembelanjaan di Seoul dengan candaan yang selalu
mengiringi mereka dan jari-jari mereka yang saling bertautan membuat orang yang
melihat mereka iri.
“Aku akan membelikan apa yang kau
mau” bisik Luhan di telinga sebelah kiri Yeojin.
“Jeongmal?” Tanya Yeojin semangat
dan hanya dibalas oleh anggukan pasti dari Luhan.
“Aku tidak tau apa yang akan ku
beli” kata Yeojin sambil menatap lurus kedepan. Luhan menarik Yeojin ke tempat
photo box. Dengan semangat Luhan mengajak Yeojin untuk berfoto dan Yeojin
membalas dengan kata “Tidak”
“Jebal, ini untuk kenang-kenagan
kita. Kau jahat sekali” Luhan mempoutkan bibir mungilnya itu dan melepaskan
genggaman tangannya dari tangan Yeojin
“Aish jinjja. Kajja” Yeojin menarik
tangan Luhan untuk masuk ke box yang hanya cukup untuk berdua. Mereka berfoto
dengan gaya-gaya lucu mereka. Setelah selesai dan melihat hasil poto mereka.
Yeojin dan Luhan meninggalkan tempat itu. Dan Luhan mengajak Yeojin ke sebuah
toko boneka.
“Kau tidak mau boneka?” Tanya Luhan
sambil menatap Yeojin yang melihat boneka-boneka yang tersusun rapi.
“Kau ingin yang mana?” Luhan
lagi-lagi bertanya kepada Yeojin. Yeojin tampak berpikir sebentar
“Aku ingin kau yang memilihkannya
untukku” pinta Yeojin dengan tatapan aegyonya. Luhan mencari boneka yang cocok
untuk Yeojin, agar Yeojin mengingatnya saat melihat boneka itu. Mata Luhan
setia melihat penjuru toko yang dipenuhi boneka. Tatapan Luhan berhenti pada
sebuah boneka rusa bewarna coklat muda besar yang menggunakan bando rusa khas
natal. Dia mengambil boneka itu dan langsung menuju kasir. Sedangkan Yeojin
setia menunggu Luhan di luar toko. Setelah selesai membayar boneka rusa besar
itu, Luhan keluar menemui Yeojin yang sedang sibuk dengan ponsel putihnya.
“Ige” Luhan memberikan boneka itu
saat sudah berada di depan Yeojin
“Woah, ini besar sekali. Gomawo”
Yeojin berterimakasih dan mengambil boneka yang di peluk Luhan.
“Dia yang akan menemanimu nanti”
ucap Luhan sambil berjalan mendahului Yeojin yang sibuk dengan boneka barunya
itu.
“Ya! Chakaman” teriak Yeojin sambil
berjalan dengan cepat menyusul Luhan.
……….
Sekarang pukul sudah menunjukan jam
1 siang, Luhan dan Yeojin kembali ke apartement kecil Yeojin. Luhan menghempaskan
tubuhnya ke sofa putih di depan tv. Yeojin menyusul kegiatan Luhan. Luhan
menoleh sekilas kearah Yeojin yang sedang memejamkan matanya.
“Kau tidak bosan bersamaku selama
ini?” Tanya Luhan yang membuat Yeojin duduk dengan tegap sambil menatap Luhan
seolah mengatakan “Kau akan mati jika bertanya seperti itu”. Luhan yang
mengerti maksud dari tatapan itu meralat pertanyaannya
“Kau takut jika kau kehilanganku?”
Tanya Luhan dengan wajah seriusnya. Yeojin menghembuskan nafasnya kasar dan
memejamkan matanya sebentar dan menatap Luhan dengan wajah tak kalah serius
dari Luhan “ Itu hal yang paling kutakuti”
Luhan menatap manic mata coklat
milik Yeojin dengan tatapan yang sulit diartikan. Yeojin menatap manic mata
Luhan dengan tatapan tak ingin kehilangan Luhan. Setelah lama saling bertatapan
Luhan mendekatkan wajahnya ke wajah Yeojin. Yeojin tidak ingin menutup matanya,
dia tau Luhan sering mengerjainya. Seperti dulu saat Luhan mendekatkan wajahnya
ke wajah Yeojin. Yeojin yang mengira bahwa Luhan akan menciumnya segera menutup
matanya Luhan bukan ingin mencium Yeojin , ternyata Luhan ingin melihat jerawat
kecil di dahi Yeojin.
Chu…
Tebakan Yeojin salah, Luhan
benar-benar menciumnya. Bibir Luhan hanya menempel dibibir Yeojin setelah
beberapa detik Luhan memperdalam ciumannya. Yeojin membalas ciuman Luhan.
Ciuman Luhan kali ini penuh dengan perasaan tulus. Luhan melepaskan tautan
mereka lalu dia memeluk Yeojin erat seolah takut kehilangan Yeojin
“Aku ada permintaan. Kau ingin
mengabulkannya?” ucap Luhan sambil melepaskan pelukannya dan memegang bahu
Yeojin
“Mwoya?” Tanya Yeojin dengan raut
wajah penasaran
“Aku ingin hari ini kita
berpura-pura menjadi suami-istri” Perintah Luhan yang sukses membuat mata
Yeojin lebih besar dari boneka burung hantu yang pernah Yeojin kasih untuk
Luhan.
“Mwo?” Yeojin berdiri dari tempat
duduknya dan mundur sedikit demi sedikit. Luhan yang mengerti maksud Yeojin,
mengeluarkan smirk andalannya. Luhan berdiri dan mendekati Yeojin yang terus
mundur selangkah demi selangkah. Tap! Yeojin tidak dapat mundur lagi sekarang
karena Luhan dengan sigap menahan pinggang Yeojin dengan tangan kanannya
sedangkan tangan kirinya memegang pipi putih Yeojin. Yeojin tidak dapat
melakukan apa-apa saat ini. Menelan ludahnya pun terasa dia sedang menelan buah
apel utuh.
Luhan mendekatkan bibirnya di
telinga Yeojin “Kecuali yang itu baby” suara Luhan yang sengaja dibuatnya
se-sexy mungkin mebuat Yeojin bergidik ngeri.
Yeojin meninggalkan Luhan dan masuk
ke kamarnya. Yeojin menutup pintu kamarnya dan dia berdiri di balik pintu
sedangkan Luhan menempelkan telinganya ke pintu kamar Yeojin. Yeojin memegang
dadanya yang berdetak tak karuan sambil tersenyum. “Aku masuk ne” ijin
Luhan. Luhan membuka pintu kamar Yeojin tanpa dia ketahui jika Yeojin di balik
pintu.
“Eoddie” lirih Luhan, dia masih di
depan pintu sambil memegang handel pintu itu menoleh ke kiri dan kanan mencari
Yeojin. Yeojin dengan tiba-tiba keluar dari tempat persembunyiannya membuat
Luhan terlonjak kaget dengan ekspresi wajah yang sangat lucu bagi Yeojin hingga
dia tidak berhenti tertawa.
“Satu sama” cibir Yeojin Luhan hanya
menatap Yeojin kesal. Luhan meninggalkan Yeojin yang masih di depan pintu.
Luhan membaringkan tubuhnya di kasur yang tidak berukuran besar namun cukup
untuk dua orang. Yeojin baru kali ini melihat Luhan menatapnya seperti itu.
Yeojin menghampiri Luhan yang berpura-pura tidur dengan tangan yang menyangga
kepalanya. Yeojin duduk disebelah Luhan.
“Kau suami yang mudah marah”
“Kau istri yang sangat jahil” Luhan
membela dirinya
“Kau juga sama jahilnya denganku”
Yeojin tidak mau kalah dari Luhan
“Kau istri yang tak mau mengalah”
Luhan masih memejamkan matanya dan tak mengubah posisinya sedikitpun
“Kau juga tak mau mengalah”
“Jangan meniru kata-kataku” jawab
Luhan datar
“Aku tidak meniru itu kenyataan”
Yeojin masih kuat dengan pendiriannya
“Ya!” teriak Luhan sambil bangkit
dari tidurnya
“Kau bahkan meneriaki istrimu
sendiri” Yeojin mempoutkan bibirnya
“Saranghae” Teriak Luhan. Yeojin
tersenyum mendengarnya
“Tidurlah” perintah Luhan sambil
menepuk-nepuk tempat kosong yang ada di sebelahnya. Yeojin menuruti kata-kata
Luhan. Yeojin membaringkan tubuhnya disebelah Luhan sambil menatap
langit-langit kamarnya. Luhan memiringkan badannya menghadap Yeojin.
“Tidurlah dengan posisi yang benar”
perintah Luhan dengan mata yang terpejam. Yeojin yang sudah mengerti maksud
Luhan langsung memiringkan badannya berhadapan dengan Luhan. Luhan melingkarkan
tangannya di pinggang Yeojin. Dan perlu menunggu lama mereka sudah memasuki
alam mimpi masing-masing.
……..
Luhan pov
Aku membuka mataku perlahan agar
dapat beradaptasi dengan cahaya lampu kamar Yeojin. Yeojin masih memejamkan
matanya, wajah damainya membuat aku tidak ingin kehilangannya. Dengan teliti
aku memandang wajah damainya mulai dari dahinya,mata,hidung dan sekarang
bibirnya yang membuat kecanduan tersendiri bagiku. Aku mengecup bibir merah
muda Yeojin sekilas.
“Mian aku tidak meminta izin” ucapku
pelan
Yeojin belum juga bangun dari
tidurnya. Seperti inilah Yeojin jika dia sudah tidur dia tidak akan mudah untuk
terbangun. Pletak! Aku menjitak dahi mulus Yeojin sehingga membuat dia
terbangun dengan ekspresi imut.
“APPO” teriak Yeojin sehingga
membuatku menjauh darinya. Aku membuka selimut yang sedari tadi menjadi sumber
kehangatan kami dan berdiri di depan cermin lemari Yeojin untuk merapikan
penampilanku
“Kau suami yang kejam” marah Yeojin
“Kau tidak mau bangun. Lihatlah
penampilanmu jelek sekali.” Ejekku, sebenarnya aku lebih menyukai saat dia baru
bangun tidur. Yeojin langsung mendekatiku dia melihat pantulan dirinya di
cermin sambil mengelap wajahnya.
“Mandilah, kita akan melanjutkan
ritual kita” Perintahku sambil mengacak rambut kecoklatan miliknya.
“Kau mandi di kamar mandi sebelah.
Bajumu ada di lemari kamar sebelah” Jelas Yeojin.
“Aku sudah tau. Kau pikir aku ingin
mandi bersamamu huh” godaku dan membuat Yeojin lagi-lagi mencubit pinggangku.
…………
Aku memakirkan motorku didepan Mouse
and Rabbit Caffee. Aku dan Yeojin melangkahkan kaki kami ke dalam caffe
langanan kami selama 4 tahun ini. Seperti biasa kami selalu duduk di meja no 07
tepat di sudut kiri depan ruangan. Aku langsung memesan makanan favorit kami
setelah selesai memesan aku kembali duduk di hadapan Yeojin.
“Wae?” Tanyaku karena Yeojin senyum-senyum
tidak jelas sambil memandang jam tangan berwarna biru muda di tangan kirinya
itu
“5 jam lagi” ujarnya dengan wajah
semangatnya. Aku melirik jam tangan berwarna hitam milikku menunjukan pukul
19.00 KST, 5 jam lagi pukul 00.00 KST. aku hanya tersenyum melihat tingkahnya
“Kau tunggu disini sebentar. Aku
ingin ke toilet” pamitku lalu meninggalkan Yeojin untuk pergi ke toilet.
Sesampai di toilet aku berdiri di depan kaca yang lumayan besar. Aku
menghembuskan nafasku kasar berulang-ulang kali aku melakukan hal yang sama.
Aku mengambil sesuatu di saku celanaku. Aku keluarkan kotak persegi itu dan
membukanya. Cincin putih mungil yang didalamnya bertuliskan XLHY dan ada hiasan
kepala rusa menambahkan kesan indah tersendiri. Senyumku mengembang seketika
dan lama-kelamaan digantikan oleh wajah cemas. Mulutku berkomat-kamit tanpa
suara seraya mengapal kata-kata yang akan kusampaikan. Setelah cukup lama, aku
keluar dari toilet dan tidak lupa kotak itu kumasukan kembali ke saku celanaku
“Mianhe. Aku terlalu lama” aku
melihat Yeojin mulai bosan menungguku. Aku langsung duduk sambil mengelus
tangan Yeojin lembut.
"Mianhae hal gotkkajineun obso”
(tidak ada yang perlu dimaaf kan). Yeojin selalu melarangku untuk mintak maaf.
Jika aku Tanya kenapa begitu dia pasti akan menjawab “Seperti di film Love
Story. Cinta tidak boleh ada kata maaf”
Aku dan Yeojin melanjutkan acara
makan kami. Setelah selesai aku dan Yeojin tidak langsung pergi dari caffe ini.
Biasanya kami akan mengobrol disini sampai merasa bosan. Yeojin paling senang
berfoto disini, aku juga tidak tau kenapa dia begitu.
“Kau tidak mau mengajakku berfoto?”
Tawarku. Biasanya dia selalu mengajakku untuk berfoto. Tapi sekarang sudah
hampir 40 menit kami disini dia belum juga mengeluarkan kata-kata itu.
“Kau tidak bosan berselca disini?”
tanyanya. Biasanya aku yang selalu mengatakan ini setiap kali dia akan
berselca.
“Aniyo. Jika bersamamu” aku pun
mengeluarkan ponselku. Hanya gaya berfoto dengan senyum yang tulus tanpa
paksaan. Melihat Yeojin di foto ini membuat aku sangat tidak ingin
melepaskannya.
Setelah hampir satu jam aku dan
Yeojin meninggalkan caffe ini. Kami berjalan menyelusuri trotoar yang
disediakan di sekitar sini. Aku mengajak Yeojin ke sebuah kedai di pinggir
jalan. Di kedai itu kita bisa menuliskan harapan kita dan membuangnya di tempat
yang disediakan. Aku mengajak Yeojin untuk membuat harapan di kedai kecil itu
dan akhirnya Yeojin mengikuti perintahku. Ku ambil kertas dan pena yang sudah
di sediakan. Aku mulai menuliskan harapanku begitu pula dengan Yeojin
…………
Author pov
Waktu sudah menunjukan pukul 23.06
KST. Sepasang kekasih dengan tawa yang selalu menjadi musik bagi mereka berdua
berjalan di tepi Sungai Han dengan jari mereka yang saling menggengam. Sekarang
Luhan dan Yeojin sudah sampai di tempat mereka berdiri setiap tahun baru. Luhan
segera duduk di bangku kayu yang sudah setia menunggu mereka. Sedangkan Yeojin
sibuk mencari ahjusshi yang menjual bbobki. Dia bahkan pergi tanpa pamit kepada
Luhan. Saat Luhan ingin menyusul Yeojin, Yeojin sudah sampai di hadapan Luhan
dengan tangan yang bertumpu di kedua lututnya dan nafasnya tak beraturan
menandakan bahwa dia habis berlari.
“Ahjusshi itu tidak berjualan lagi.”
Nada bicara Yeojin sangat kecewa. Matanya mulai berkaca-kaca sebegitu sukanya
kah dia kepada bbobki?
“Aku masih berjualan” tiba-tiba
suara Park Ahjussi terdengar. Yeojin langsung membalikan badannya menghampiri
Park Ahjusshi.
“Aku mencarimu. Aku sangat
merindukan bbobkimu” rengek Yeojin sambil memeluk Park Ahjusshi. Park ahjusshi
hanya tersenyum
Park ahjusshi langsung membuatkan
bbobki untuk Luhan dan Yeojin. Luhan dan Yeojin masih setia dengan bangku yang
mereka duduki. Tak ada yang ingin memulai pembicaraan. Yeojin yang sedikit
merasa bosan akhirnya meninggalkan bangkunya dan pergi berjongkok di depan Park
Ahjusshi yang sedang membuat bbobki
“Ahjusshi bolehkah aku mencoba
membuatnya?” Mohon Yeojin. Park ahjusshi hanya menggangukkan kepalanya
menanggapi permintaan Yeojin. Yeojin mulai membuat bbobki .
“Palli tuangkan disini. Lalu kau
tekan dengan spatula itu. Setelah itu kau ambil cetakannya dan tekan lagi
dengan spatula yang sama” dengan setia Park ahjusshi mengajar Yeojin.
“Makan lah selagi panas. Itu akan
lebih enak” jelas Park ahjusshi setelah Yeojin selesai membuat 3 bbobki. Yeojin
memanggil Luhan untuk mencicipi bbobki buatannya.
“Luhan-ah palli ke sini” Luhan pun
segera mendekati Yeojin dan Park ahjusshi. Yeojin memberikan satu bbobki
buatannya kepada Luhan dengan bentuk hati sedangkan Park ahjusshi dengan bentuk
bintang.
“Eotte?” Tanya Yeojin dengan wajah
penasaran
“Ige neomu masshita” puji Park
ahjusshi sambil memakan bbobki buatan Yeojin
“Masshita” Luhan hanya mengeluarkan
satu kata dengan tatapan kosong ke wajah Yeojin. Yeojin segera memakan bbobkinya
Setelah cukup banyak bbobki yang
mereka makan Luhan membayar bbobki itu. Waktu sudah menunjukan pukul 23.54 KST
Park Ahjusshi pergi meninggalkan Yeojin dan Luhan. Dia tidak mau membuat Luhan
gagal mencium Yeojin karena ada dirinya. Yeojin masih setia menatap langit
malam yang begitu cerah. Bibir mungilnya selalu mengukir senyuman indah
mengingat sebentar lagi tahun akan berganti. Luhan hanya menatap sendu punggung
milik yeoja yang sangat dia cintai. Luhan melihat jam tangannya berapa menit
lagi dia harus mengeluarkan kata-kata yang sudah dia hapal selama seminggu
terakhir ini. Luhan kembali duduk disebelah Yeojin. Tatapan Luhan tertuju
kepada air sungai Han yang tenang tidak seperti harapannya sekarang.
“Yeojin-ah kau pernah bertanya
denganku tentang mengapa di film Love story mengatakan cinta tidak boleh ada
kata maaf. Apa kau masih ingat?” Luhan mengalihkan ppandangannya kepada Yeojin
yang menatap kakinya
“Aku masih ingat. Kau sudah tau
jawabannya?” Yeojin menatap Luhan dengan senyum indahnya. Luhan mengelus pipi
kanan Yeojin menyalurkan kasih sayangnya
“Karena cinta adalah ketulusan”
jawab Luhan dengan tatapan teduh miliknya. Yeojin tersenyum mendengar jawab
Luhan dia puas dengan jawaban Luhan.
“Bearti kau tidak tulus mencintaiku”
Yeojin mempoutkan bibirnya mengingat Luhan selalu memninta maaf kepadanya.
“Aniya. Aku hanya takut kau tidak
akan memaafkan ku” Jawab Luhan sambil melihat jam tangannya yang sudah
menunjukan pukul 23.58 KST 2 menit lagi pukul 00.00 KST waktu yang tak pernah
Luhan harapkan ada di tahun ini.
“Aku sebentar lagi akan debut” Nada
bicara Luhan sedikit melemas. Rahangnya mengeras mengingat apa yang akan dia
ucapkan selanjutnya
“Jeongmalyo? Ah aku sangat senang.
Chukkae” Yeojin sangat senang sampai-sampai dia memeluk Luhan dari samping
sedetik setelah memeluk Luhan Yeojin mmencium pipi kiri Luhan sekilas.
Luhan hanya diam, menatap Yeojin pun dia tak sanggup. Dengan penuh keberanian
Luhan menatap Yeojin dengan cepat dia meraih dagu Yeojin Luhan mencium Yeojin
dengan perasaan yang campur baur. Yeojin yang larut dengan permainan Luhan
hanya membalas ciuman Luhan. Luhan melepaskan tautan antara mereka. Luhan
mengeluarkan kotak persegi yang berisikan cincin.
Luhan mengambil tangan kiri Yeojin
lalu dibukanya kotak persegi berwarna merah marun itu. Yeojin menutup mulutnya
tak percaya “Apa Luhan akan melamarku sekarang?” itu lah pertanyaan yang ada di
otak Yeojin sekarang. mata Yeojin yang berkaca-kaca dengan satu kedipan saja
air matanya jatuh membasahi tangan Luhan yang masih setia memegang tangannya.
Bibir pink nya yang tak pernah luntur akan senyuman manisnya membuat Luhan tak
sanggup melanjutkan kata-katanya
“Aku tak bisa bersamamu lagi. Mianhe
jeongmal mianhe” 8 kata yang Luhan hapalkan selama seminggu ini meluncur bebas
dari bibir tipisnya. Air mata Luhan turun membasahi pipi mulusnya. Luhan
mengeluarkan cincin berhias kepala rusa itu dari kotaknya dan menyematkan di
jari telunjuk Yeojin. Luhan tidak mempunyai keberanian untuk menatap mata
Yeojin. Mata basahnya masih setia menatap jari telunjuk Yeojin
“Bukan ini yang aku harapkan Lu”
suara serak dan isakan Yeojin sangat jelas terdengar oleh Luhan. Walaupun
sekarang bunyi ledakan kembang api sudah terdengar di seluruh penjuru Seoul.
“Neaga neomu mianhe” Luhan berdiri
memeluk Yeojin yang masih terduduk sambil menatap jarinya. Suara tangisan
mereka berdua memenuhi tahun baru bagi mereka berdua.
“Wae? Kenapa jadi begini Lu?” Yeojin
berusaha tak menangis walaupun dia tau air matanya sudah terlalu banyak untuk
di sembunyi sehingga dia tidak bisa menahannya
“Ini yang terbaik. Aku harus
melakukannya” Luhan mengelus puncak kepala Yeojin dengan tulus. Luhan tak mau
mengakhiri Hubungan mereka tapi hanya ada dua pilihan yaitu Yeojin atau
mimpinya. Jika dia memilih Yeojin Luhan harus gagal debut yang selama ini
impiannya. Jika dia memilih untuk debut dengan terpaksa Luhan harus
meninggalkan Yeojin.
“Ini demi debutku Yeojin. Ku harap
kau mau mengerti. Terimakasih untuk waktumu selama ini aku sangat mencintaimu.
Aku mohon kau tidak pernah membuang semua barang yang ku berikan padamu” Luhan
pergi meninggalkan Yeojin yang diam seribu bahasa mendengar ucapan Luhan.
Yeojin hanya menatap kepergian Luhan
“Dapatkah kau tersenyum setelah
debutmu? Kau mengikari janjimu Lu, kau pernah mengatakan kau tak akan
meninggalkanku walaupun itu harus mengenai debutmu” yeojin mengeluarkan
suaranya saat melihat Luhan yang sudah 5 langkah pergi meninggalkannya. Luhan
masih dapat mendengarkan suara serak Yeojin. Luhan mempercepat langkahnya
meninggalkan Yeojin
“AKU AKAN MENJADI FANS MU LU. AKU
BERJANJI!” lagi-lagi Yeojin berteriak. Tidak seperti tadi Yeojin berteriak
dengan senyumannya bukan dengan tangisannya. Yeojin juga berjanji tidak akan
pernah membuang apa yang pernah Luhan kasih Termasuk cintanya. Yeojin berjanji
akan menunggu Luhan walaupun hanya sedikit kesempatan bagi Yeojin.
Yeojin pov
Aku mengingat lagi harapan yang aku
tulis saat bersama Luhan
“Aku Han
Yeojin, aku berharap Luhan tak pernah melupakanku. Walaupun jika dia pergi
meninggalkanku suatu saat nanti aku ingin dia kembali lagi kepadaku”
Apa itu akan terkabul? Aku akan
menunggumu Lu. Aku akan mengulang semua kegiatanku seperti sebelum mengenalmu.
Aku akan setiap malam duduk disini menunggumu menghampiriku dan mengatakan
kata-kata yang sama saat 5 tahun silam. Aku berjanji
Luhan pov
Tulisanku di kertas harapan tadi
masih terbayang-bayang olehku
“Aku Xi
Luhan, aku harap Han Yeojin tak pernah melupakanku. Ku harap Han Yeojin tidak
akan terluka karenaku. Aku ingin dia sama saat aku masih bersamanya. Aku ingin
suatu saat nanti kembali mengucapkan hal yang sama seperti pertama kali bertemu
dengannya. Tuhan tolong jaga Han Yeojin untukku. Jaga hatinya”
Aku harap semua itu terkabul. Aku
akan menunggu waktu mempertemukan kita kembali. Aku akan selalu datang dan
melihatmu secara diam-diam. Aku akan mengulang semuannya lagi. Aku berjanji
END
Adakah yang membacanya? Ini ff gaje.
Pasti feelnya gak dapet iya kan? Author sangat butuh comenan kalian. Author
sangat menunggu RCL dari kalian. Oh ya, adakah yang menunggu ff author I KNOW
YOU LOVE ME gak?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar