Sabtu, 15 November 2014

00.00





Main cast : Xi Lu Han and Han Yeo Jin
Author : @dsoexogg a.k.a BubbleBee
Genre : I don’t know

Disclaimer : Ini asli dari pemikiran author. Jika ada kemiripan itu hanya kebetulan karena author bukan penerus girlband yang plaigiat.


Yeojin pov

 Hari ini adalah hari terakhir untuk tahun ini. Malam nanti tepat pukul 00.00 seluruh dunia merayakan pergantian tahun. Dan di malam itu tepatnya 4 tahun yang lalu seorang namja bernama Xi Luhan menyatakan perasaannya kepadaku. Dibawah sinar terang dan suara ledakan dari kembang api di tepi Sungai Han semua itu terjadi. Xi Luhan pria cantik berdarah china itu membuat hidupku bewarna selama 4 tahun ini.
Xi Luhan adalah seorang trainee di SM Entertaiment. Dia menyempatkan waktunya untuk menginap di rumahku karena dia bosan berada di asrama setiap hari. Dia juga tidak mungkin pulang ke china hanya untuk sehari atau dua hari. Aku sangat beruntung mendapatkannya.
Aku meraih ponsel bewarna putih milikku. Ku sentuh layar ponselku memunculkan fotoku bersama Luhan disebuah café langganan kami. ku gerakan jemariku untuk mengirimkan pesan pada pria china itu
                                                                                   To : Luhan
Kau ada waktu hari ini?
Ku pencet icon send. Tak lama setelah itu ponselku berbunyi “Tumben sekali dia cepat membalas pesanku” batinku

From : Luhan
To : Yeojin
Kau ingin merayakan anniversary kita kan?

Aku hanya tersenyum membaca pesan darinya. Saat aku baru ingin membalas pesannya tiba-tiba dia menelponku. Dengan segara aku menyentuh tombol bewarna hijau itu.

“Yeoboseyo” sapaku datar
“Apa yang kau rencanakan” suara Luhan diseberang sana membuatku tak sabar bertemu dengannya
“Molla, belum ku rencanakan”
“Bersiap-siaplah,aku akan ke rumahmu sebentar lagi”
Pip. Luhan memutuskan telpon antara dia dan aku.

Author pov

Yeojin bergegas ke kamar mandi. Berapa menit berlalu yeoja itu keluar dengan handuk putih yang menutupi tubuhnya. Dia membuka lemari yang tidak terlalu besar itu, dia mengambil hotpans hitam dan baju kaos putih. Yeojin memang menyukai style seperti ini tapi bukan berarti dia tidak suka memakai dress atau sejenisnya. Rambut coklat sebahunya itu dia biarkan tergurai dengan poninya yang panjang di angkatnya ke atas sudah cukup untuk penampilannya hari ini.
Cklek
Pintu kamar Yeojin terbuka saat Yeojin sedang membersihkan tempat tidurnya. Dari balik pintu menampakan kepala seorang Xi Luhan dengan wajah senyumnya.

“Lain kali kau harus mengetok pintu dulu sebelum masuk Lu” perintah Yeojin sambil melipat selimutnya
“Ini yang terakhir kalinya” jawab Luhan seraya melangkah mendekati yeojanya yang membelakanginya
“Kau selalu mengatakan itu” ucap Yeojin yang masih sibuk dengan aktivitasnya. Luhan memeluk Yeojin dari belakang. Dia sangat rindu dengan aktivitasnya seperti ini. Disandarkannya dagu putihnya itu di bahu mulus Yeojin

“Aku janji ini yang terakhir” Luhan meyakinkan Yeojin. Yeojin yang telah selesai dengan kegiatannya membalikan badannya sehingga berhadapan dengan Luhan dengan jarak yang hanya beberapa senti. Tatapan mereka saling bertemu. Keduanya saling merindukan tatapan ini, sudah hampir sebulan mereka tak saling bertemu.

CHU, Luhan menempelkan bibir tipisnya ke bibir pink Yeojin. Yeojin hanya membulatkan matanya akan perlakuan Luhan. Tak ada lumatan atau nafsu yang Luhan berikan.

“Kau akan mendapatkan ciuman yang banyak hari ini” ucap Luhan dengam smirk andalannya. Yeojin mencubit pinggang Luhan dan memberikan tatapan lasernya untuk Luhan

“Ah appo. Apa kau tak senang jika aku menciummu?” Tanya Luhan dengan tatapan polosnya
“Aniya,maksudku-“ belum selesai Yeojin melanjutkan kata-katanya Luhan sudah memotongnya

“Jika tidak berarti kau maukan?” Goda Luhan. Yeojin hanya tersenyum melihat tingkah Luhan hari ini. Biasanya dia tidak pernah seperti ini. Dia jarang sekali menggoda Yeojin.

Aku dan Luhan melangkahkan kaki keluar dari kamarku. Luhan mendudukan dirinya di sofa putih depan tv sedangkan aku menuju ke dapur ingin membuat sarapan. Aku yakin dia juga belum sarapan, itu sudah menjadi kebiasaan seorang Xi Luhan.

“Kau sudah sarapan?” Tanyaku pada Luhan, aku sudah tau jawabannya tapi kenapa aku masih menanyakannya.
“Aku tidak pernah sarapan jika tidak bersamamu” jawab Luhan seraya meninggalkan ruang tv dan mendekat ke arah ku.
“Apa yang kau buat?” Tanya Luhan yang sudah berdiri di sebelahku dengan tangan kirinya diletakan ke bahu kananku.

“Sandwich. Aku belum berbelanja cuma ini yang ada. Tidak apa-apa kan?” Tanyaku dan menatap mata coklat miliknya.

“Aku selalu makan apa yang kau masak” ucapnya sambil membuka lemari es dan mengambil sebotol susu sapi. Lalu dia menuangkan ke dua buah gelas.
Setelah selesai aku dan Luhan membawa menu sarapan kami ke meja makan. Aku mulai memakan sandwich sedangkan Luhan hanya menatap sandwich yang ada di piringnya.

“Wae? Kenapa kau tidak makan?” tegurku. Luhan mengalihkan pandangannya ke kanan sedetik setelah itu dia menghembuskan nafasnya pelan. Dia tidak menjawab pertanyaanku dan langsung menyambar (?) sandwichnya.

“Kau ada masalah?” Tanyaku dengan nada cemas. Aku selalu mengkhawatirkannya aku tidak ingin ada hal yang buruk untuknya aku tidak ingin kehilangannya karena hanya dia yang kumiliki sekarang. ibuku sudah meninggal dunia tepat tanggal 1 januari 2009 pada pukul 00.00 KST. Dia meninggal saat perjalanan pulang dari kantornya karena keadaan ramai dan ibuku mengantuk, mobilnya menabrak pembatas jalan dan meledak. Sedangkan ayahku menghilang sejak 4 tahun yang lalu.

“Apa rencana kita hari ini?” bukannya menjawab dia malah balik bertanya. Tidak semua dari dirinya harus aku ketahui jadi aku tidak akan menanyakan masalahnya.

“Molla. Yang pasti nanti pukul 11 malam kita akan pergi ke sungai Han duduk di bangku kayu di dekat ahjusshi yang menjual bbobki” jelasku dengan mulut yang masih mengunyah sandwich. Luhan yang melihatku hanya terkekeh pelan.

“Itu sudah ritual kita” katanya dengan wajah senyum khasnya. Kami setiap tahun selalu melakukan ritual ini. Akan datang ke Sungai Han duduk di bangku kayu sambil memakan bbobki. Dan saat jam 00.00 Luhan akan mengatakan kata-kata yang dia ucapkan 4 tahun yang lalu.


Flaschback

Author pov

Seorang yeoja duduk menatap langit yang sebentar lagi akan penuh dengan cahaya kembang api. Mulutnya masih setia mengunyah bbobki. Yeojin, yeoja itu setiap malam selalu duduk di tempat yang sama sambil memakan bobbki dan diantara malam yang di datangi Yeojin ada orang yang memperhatikannya. Tidak setiap hari, dia akan memperhatikan Yeojin saat dia mempunyai waktu luang untuk bersepeda.

“Ahjusshi aku ingin satu lagi, bolehkan?” pinta Yeojin dengan penjual bobbki yang sudah menjadi langganan Yeojin. Ahjusshi itu sudah menggangap Yeojin seperti anaknya sendiri.

“Asalkan kau mau bayar” jawab Ahjusshi bernama Park Tae Gun itu
“Aku yang akan membayarnya” bukan Yeojin yang menjawab. Seorang namja di belakang Yeojin lah  yang menjawab. Namja yang selalu memperhatikannya.

“Nuguya?” Tanya Yeojin dengan menatap namja itu dari ujung kaki hingga unjung kepala. Namja itu berdiri di hadapan Yeojin yang masih duduk di tempatnya.

“Aku Xi Luhan, aku chinese aku trainee di Sm Entertaiment. Aku menyukai bobbki saat aku melihatmu selalu memakan bbobki. Aku datang ke sini saat ada waktu luang dan selalu memperhatikanmu dari situ.” Luhan memperkenalkan dirinya sambil menunjuk sebuah pohon tempat dia selalu memperhatikan Yeojin. Sedangkan Yeojin hanya menatap Luhan aneh. Perlukah untuk perkenalan pertama seperti ini?

“Aku ingin kau menjadi yeojachinguku” suara Luhan masih jelas dapat di dengar oleh Yeojin walaupun suara Luhan dikalahkan oleh suara Kembang api. Ini bukan kali pertama Yeojin melihat Luhan. Yeojin tau Luhan selalu memperhatikannya. Dia juga menyukai Luhan saat dia melihat Luhan terjatuh dari sepeda karena tidak melihat jalan melainkan melihat kearahnya. Saat Yeojin ingin membantu Luhan, Luhan lebih dulu di bantu oleh temannya

“Aku juga berharap hal yang sama” balas Yeojin di sela-sela dentuman kembang api. Luhan mengalihkan pandangannya ke samping dia dapat melihat wajah Yeojin yang sedang tersenyum memandang Langit 2010. Karena merasa di perhatikan Yeojin menoleh ke arah Luhan ini kali pertama mereka bertatapan dengan jarak sedekat ini.

“Kau yeojachinguku sekarang?” Tanya Luhan dengan wajah polosnya

Flashback off

Author pov

Sepasang kekasih yang sedang menyelusuri salah satu pusat pembelanjaan di Seoul dengan candaan yang selalu mengiringi mereka dan jari-jari mereka yang saling bertautan membuat orang yang melihat mereka iri.
“Aku akan membelikan apa yang kau mau” bisik Luhan di telinga sebelah kiri Yeojin.
“Jeongmal?” Tanya Yeojin semangat dan hanya dibalas oleh anggukan pasti dari Luhan.

“Aku tidak tau apa yang akan ku beli” kata Yeojin sambil menatap lurus kedepan. Luhan menarik Yeojin ke tempat photo box. Dengan semangat Luhan mengajak Yeojin untuk berfoto dan Yeojin membalas dengan kata “Tidak”

“Jebal, ini untuk kenang-kenagan kita. Kau jahat sekali” Luhan mempoutkan bibir mungilnya itu dan melepaskan genggaman tangannya dari tangan Yeojin

“Aish jinjja. Kajja” Yeojin menarik tangan Luhan untuk masuk ke box yang hanya cukup untuk berdua. Mereka berfoto dengan gaya-gaya lucu mereka. Setelah selesai dan melihat hasil poto mereka. Yeojin dan Luhan meninggalkan tempat itu. Dan Luhan mengajak Yeojin ke sebuah toko boneka.

“Kau tidak mau boneka?” Tanya Luhan sambil menatap Yeojin yang melihat boneka-boneka yang tersusun rapi.

“Kau ingin yang mana?” Luhan lagi-lagi bertanya kepada Yeojin. Yeojin tampak berpikir sebentar

“Aku ingin kau yang memilihkannya untukku” pinta Yeojin dengan tatapan aegyonya. Luhan mencari boneka yang cocok untuk Yeojin, agar Yeojin mengingatnya saat melihat boneka itu. Mata Luhan setia melihat penjuru toko yang dipenuhi boneka. Tatapan Luhan berhenti pada sebuah boneka rusa bewarna coklat muda besar yang menggunakan bando rusa khas natal. Dia mengambil boneka itu dan langsung menuju kasir. Sedangkan Yeojin setia menunggu Luhan di luar toko. Setelah selesai membayar boneka rusa besar itu, Luhan keluar menemui Yeojin yang sedang sibuk dengan ponsel putihnya.

“Ige” Luhan memberikan boneka itu saat sudah berada di depan Yeojin
“Woah, ini besar sekali. Gomawo” Yeojin berterimakasih dan mengambil boneka yang di peluk Luhan.
“Dia yang akan menemanimu nanti” ucap Luhan sambil berjalan mendahului Yeojin yang sibuk dengan boneka barunya itu.
“Ya! Chakaman” teriak Yeojin sambil berjalan dengan cepat menyusul Luhan.

……….

Sekarang pukul sudah menunjukan jam 1 siang, Luhan dan Yeojin kembali ke apartement kecil Yeojin. Luhan menghempaskan tubuhnya ke sofa putih di depan tv. Yeojin menyusul kegiatan Luhan. Luhan menoleh sekilas kearah Yeojin yang sedang memejamkan matanya.

“Kau tidak bosan bersamaku selama ini?” Tanya Luhan yang membuat Yeojin duduk dengan tegap sambil menatap Luhan seolah mengatakan “Kau akan mati jika bertanya seperti itu”. Luhan yang mengerti maksud dari tatapan itu meralat pertanyaannya

“Kau takut jika kau kehilanganku?” Tanya Luhan dengan wajah seriusnya. Yeojin menghembuskan nafasnya kasar dan memejamkan matanya sebentar dan menatap Luhan dengan wajah tak kalah serius dari Luhan “ Itu hal yang paling kutakuti”

Luhan menatap manic mata coklat milik Yeojin dengan tatapan yang sulit diartikan. Yeojin menatap manic mata Luhan dengan tatapan tak ingin kehilangan Luhan. Setelah lama saling bertatapan Luhan mendekatkan wajahnya ke wajah Yeojin. Yeojin tidak ingin menutup matanya, dia tau Luhan sering mengerjainya. Seperti dulu saat Luhan mendekatkan wajahnya ke wajah Yeojin. Yeojin yang mengira bahwa Luhan akan menciumnya segera menutup matanya Luhan bukan ingin mencium Yeojin , ternyata Luhan ingin melihat jerawat kecil di dahi Yeojin.

Chu…
Tebakan Yeojin salah, Luhan benar-benar menciumnya. Bibir Luhan hanya menempel dibibir Yeojin setelah beberapa detik Luhan memperdalam ciumannya. Yeojin membalas ciuman Luhan. Ciuman Luhan kali ini penuh dengan perasaan tulus. Luhan melepaskan tautan mereka lalu dia memeluk Yeojin erat seolah takut kehilangan Yeojin

“Aku ada permintaan. Kau ingin mengabulkannya?” ucap Luhan sambil melepaskan pelukannya dan memegang bahu Yeojin

“Mwoya?” Tanya Yeojin dengan raut wajah penasaran
“Aku ingin hari ini kita berpura-pura menjadi suami-istri” Perintah Luhan yang sukses membuat mata Yeojin lebih besar dari boneka burung hantu yang pernah Yeojin kasih untuk Luhan.

“Mwo?” Yeojin berdiri dari tempat duduknya dan mundur sedikit demi sedikit. Luhan yang mengerti maksud Yeojin, mengeluarkan smirk andalannya. Luhan berdiri dan mendekati Yeojin yang terus mundur selangkah demi selangkah. Tap! Yeojin tidak dapat mundur lagi sekarang karena Luhan dengan sigap menahan pinggang Yeojin dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya memegang pipi putih Yeojin. Yeojin tidak dapat melakukan apa-apa saat ini. Menelan ludahnya pun terasa dia sedang menelan buah apel utuh.

Luhan mendekatkan bibirnya di telinga Yeojin “Kecuali yang itu baby” suara Luhan yang sengaja dibuatnya se-sexy mungkin mebuat Yeojin bergidik ngeri.

Yeojin meninggalkan Luhan dan masuk ke kamarnya. Yeojin menutup pintu kamarnya dan dia berdiri di balik pintu sedangkan Luhan menempelkan telinganya ke pintu kamar Yeojin. Yeojin memegang dadanya yang berdetak tak karuan sambil tersenyum.  “Aku masuk ne” ijin Luhan. Luhan membuka pintu kamar Yeojin tanpa dia ketahui jika Yeojin di balik pintu.

“Eoddie” lirih Luhan, dia masih di depan pintu sambil memegang handel pintu itu menoleh ke kiri dan kanan mencari Yeojin. Yeojin dengan tiba-tiba keluar dari tempat persembunyiannya membuat Luhan terlonjak kaget dengan ekspresi wajah yang sangat lucu bagi Yeojin hingga dia tidak berhenti tertawa.

“Satu sama” cibir Yeojin Luhan hanya menatap Yeojin kesal. Luhan meninggalkan Yeojin yang masih di depan pintu. Luhan membaringkan tubuhnya di kasur yang tidak berukuran besar namun cukup untuk dua orang. Yeojin baru kali ini melihat Luhan menatapnya seperti itu. Yeojin menghampiri Luhan yang berpura-pura tidur dengan tangan yang menyangga kepalanya. Yeojin duduk disebelah Luhan.

“Kau suami yang mudah marah”
“Kau istri yang sangat jahil” Luhan membela dirinya
“Kau juga sama jahilnya denganku” Yeojin tidak mau kalah dari Luhan
“Kau istri yang tak mau mengalah” Luhan masih memejamkan matanya dan tak mengubah posisinya sedikitpun
“Kau juga tak mau mengalah”
“Jangan meniru kata-kataku” jawab Luhan datar
“Aku tidak meniru itu kenyataan” Yeojin masih kuat dengan pendiriannya
“Ya!” teriak Luhan sambil bangkit dari tidurnya
“Kau bahkan meneriaki istrimu sendiri” Yeojin mempoutkan bibirnya
“Saranghae” Teriak Luhan. Yeojin tersenyum mendengarnya
“Tidurlah” perintah Luhan sambil menepuk-nepuk tempat kosong yang ada di sebelahnya. Yeojin menuruti kata-kata Luhan. Yeojin membaringkan tubuhnya disebelah Luhan sambil menatap langit-langit kamarnya. Luhan memiringkan badannya menghadap Yeojin.

“Tidurlah dengan posisi yang benar” perintah Luhan dengan mata yang terpejam. Yeojin yang sudah mengerti maksud Luhan langsung memiringkan badannya berhadapan dengan Luhan. Luhan melingkarkan tangannya di pinggang Yeojin. Dan perlu menunggu lama mereka sudah memasuki alam mimpi masing-masing.



……..

Luhan pov


Aku membuka mataku perlahan agar dapat beradaptasi dengan cahaya lampu kamar Yeojin. Yeojin masih memejamkan matanya, wajah damainya membuat aku tidak ingin kehilangannya. Dengan teliti aku memandang wajah damainya mulai dari dahinya,mata,hidung dan sekarang bibirnya yang membuat kecanduan tersendiri bagiku. Aku mengecup bibir merah muda Yeojin sekilas.
“Mian aku tidak meminta izin” ucapku  pelan

Yeojin belum juga bangun dari tidurnya. Seperti inilah Yeojin jika dia sudah tidur dia tidak akan mudah untuk terbangun. Pletak! Aku menjitak dahi mulus Yeojin sehingga membuat dia terbangun dengan ekspresi imut.

“APPO” teriak Yeojin  sehingga membuatku menjauh darinya. Aku membuka selimut yang sedari tadi menjadi sumber kehangatan kami dan berdiri di depan cermin lemari Yeojin untuk merapikan penampilanku

“Kau suami yang kejam” marah Yeojin
“Kau tidak mau bangun. Lihatlah penampilanmu jelek sekali.” Ejekku, sebenarnya aku lebih menyukai saat dia baru bangun tidur. Yeojin langsung mendekatiku dia melihat pantulan dirinya di cermin sambil mengelap wajahnya.

“Mandilah, kita akan melanjutkan ritual kita” Perintahku sambil mengacak rambut kecoklatan miliknya.

“Kau mandi di kamar mandi sebelah. Bajumu ada di lemari kamar sebelah” Jelas Yeojin.

“Aku sudah tau. Kau pikir aku ingin mandi bersamamu huh” godaku dan membuat Yeojin lagi-lagi mencubit pinggangku.



…………

Aku memakirkan motorku didepan Mouse and Rabbit Caffee. Aku dan Yeojin melangkahkan kaki kami ke dalam caffe langanan kami selama 4 tahun ini. Seperti biasa kami selalu duduk di meja no 07 tepat di sudut kiri depan ruangan. Aku langsung memesan makanan favorit kami setelah selesai memesan aku kembali duduk di hadapan Yeojin.

“Wae?” Tanyaku karena Yeojin senyum-senyum tidak jelas sambil memandang jam tangan berwarna biru muda di tangan kirinya itu

“5 jam lagi” ujarnya dengan wajah semangatnya. Aku melirik jam tangan berwarna hitam milikku menunjukan pukul 19.00 KST, 5 jam lagi pukul 00.00 KST. aku hanya tersenyum melihat tingkahnya

“Kau tunggu disini sebentar. Aku ingin ke toilet” pamitku lalu meninggalkan Yeojin untuk pergi ke toilet. Sesampai di toilet aku berdiri di depan kaca yang lumayan besar. Aku menghembuskan nafasku kasar berulang-ulang kali aku melakukan hal yang sama. Aku mengambil sesuatu di saku celanaku. Aku keluarkan kotak persegi itu dan membukanya. Cincin putih mungil yang didalamnya bertuliskan XLHY dan ada hiasan kepala rusa menambahkan kesan indah tersendiri. Senyumku mengembang seketika dan lama-kelamaan digantikan oleh wajah cemas. Mulutku berkomat-kamit tanpa suara seraya mengapal kata-kata yang akan kusampaikan. Setelah cukup lama, aku keluar dari toilet dan tidak lupa kotak itu kumasukan kembali ke saku celanaku

“Mianhe. Aku terlalu lama” aku melihat Yeojin mulai bosan menungguku. Aku langsung duduk sambil mengelus tangan Yeojin lembut.

"Mianhae hal gotkkajineun obso” (tidak ada yang perlu dimaaf kan). Yeojin selalu melarangku untuk mintak maaf. Jika aku Tanya kenapa begitu dia pasti akan menjawab “Seperti di film Love Story. Cinta tidak boleh ada kata maaf”

Aku dan Yeojin melanjutkan acara makan kami. Setelah selesai aku dan Yeojin tidak langsung pergi dari caffe ini. Biasanya kami akan mengobrol disini sampai merasa bosan. Yeojin paling senang berfoto disini, aku juga tidak tau kenapa dia begitu.

“Kau tidak mau mengajakku berfoto?” Tawarku. Biasanya dia selalu mengajakku untuk berfoto. Tapi sekarang sudah hampir 40 menit kami disini dia belum juga mengeluarkan kata-kata itu.

“Kau tidak bosan berselca disini?” tanyanya. Biasanya aku yang selalu mengatakan ini setiap kali dia akan berselca.

“Aniyo. Jika bersamamu” aku pun mengeluarkan ponselku. Hanya gaya berfoto dengan senyum yang tulus tanpa paksaan. Melihat Yeojin di foto ini membuat aku sangat tidak ingin melepaskannya.

Setelah hampir satu jam aku dan Yeojin meninggalkan caffe ini. Kami berjalan menyelusuri trotoar yang disediakan di sekitar sini. Aku mengajak Yeojin ke sebuah kedai di pinggir jalan. Di kedai itu kita bisa menuliskan harapan kita dan membuangnya di tempat yang disediakan. Aku mengajak Yeojin untuk membuat harapan di kedai kecil itu dan akhirnya Yeojin mengikuti perintahku. Ku ambil kertas dan pena yang sudah di sediakan. Aku mulai menuliskan harapanku begitu pula dengan Yeojin


…………

Author pov

Waktu sudah menunjukan pukul 23.06 KST. Sepasang kekasih dengan tawa yang selalu menjadi musik bagi mereka berdua berjalan di tepi Sungai Han dengan jari mereka yang saling menggengam. Sekarang Luhan dan Yeojin sudah sampai di tempat mereka berdiri setiap tahun baru. Luhan segera duduk di bangku kayu yang sudah setia menunggu mereka. Sedangkan Yeojin sibuk mencari ahjusshi yang menjual bbobki. Dia bahkan pergi tanpa pamit kepada Luhan. Saat Luhan ingin menyusul Yeojin, Yeojin sudah sampai di hadapan Luhan dengan tangan yang bertumpu di kedua lututnya dan nafasnya tak beraturan menandakan bahwa dia habis berlari.

“Ahjusshi itu tidak berjualan lagi.” Nada bicara Yeojin sangat kecewa. Matanya mulai berkaca-kaca sebegitu sukanya kah dia kepada bbobki?
“Aku masih berjualan” tiba-tiba suara Park Ahjussi terdengar. Yeojin langsung membalikan badannya menghampiri Park Ahjusshi.
“Aku mencarimu. Aku sangat merindukan bbobkimu” rengek Yeojin sambil memeluk Park Ahjusshi. Park ahjusshi hanya tersenyum

Park ahjusshi langsung membuatkan bbobki untuk Luhan dan Yeojin. Luhan dan Yeojin masih setia dengan bangku yang mereka duduki. Tak ada yang ingin memulai pembicaraan. Yeojin yang sedikit merasa bosan akhirnya meninggalkan bangkunya dan pergi berjongkok di depan Park Ahjusshi yang sedang membuat bbobki

“Ahjusshi bolehkah aku mencoba membuatnya?” Mohon Yeojin. Park ahjusshi hanya menggangukkan kepalanya menanggapi permintaan Yeojin. Yeojin mulai membuat bbobki .
“Palli tuangkan disini. Lalu kau tekan dengan spatula itu. Setelah itu kau ambil cetakannya dan tekan lagi dengan spatula yang sama” dengan setia Park ahjusshi mengajar Yeojin.

“Makan lah selagi panas. Itu akan lebih enak” jelas Park ahjusshi setelah Yeojin selesai membuat 3 bbobki. Yeojin memanggil Luhan untuk mencicipi bbobki buatannya.
“Luhan-ah palli ke sini” Luhan pun segera mendekati Yeojin dan Park ahjusshi. Yeojin memberikan  satu bbobki buatannya kepada Luhan dengan bentuk hati sedangkan Park ahjusshi dengan bentuk bintang.

“Eotte?” Tanya Yeojin dengan wajah penasaran
“Ige neomu masshita” puji Park ahjusshi sambil memakan bbobki buatan Yeojin
“Masshita” Luhan hanya mengeluarkan satu kata dengan tatapan kosong ke wajah Yeojin. Yeojin segera memakan bbobkinya

Setelah cukup banyak bbobki yang mereka makan Luhan membayar bbobki itu. Waktu sudah menunjukan pukul 23.54 KST Park Ahjusshi pergi meninggalkan Yeojin dan Luhan. Dia tidak mau membuat Luhan gagal mencium Yeojin karena ada dirinya. Yeojin masih setia menatap langit malam yang begitu cerah. Bibir mungilnya selalu mengukir senyuman indah mengingat sebentar lagi tahun akan berganti. Luhan hanya menatap sendu punggung milik yeoja yang sangat dia cintai. Luhan melihat jam tangannya berapa menit lagi dia harus mengeluarkan kata-kata yang sudah dia hapal selama seminggu terakhir ini. Luhan kembali duduk disebelah Yeojin. Tatapan Luhan tertuju kepada air sungai Han yang tenang tidak seperti harapannya sekarang.

“Yeojin-ah kau pernah bertanya denganku tentang mengapa di film Love story mengatakan cinta tidak boleh ada kata maaf. Apa kau masih ingat?” Luhan mengalihkan ppandangannya kepada Yeojin yang menatap kakinya

“Aku masih ingat. Kau sudah tau jawabannya?” Yeojin menatap Luhan dengan senyum indahnya. Luhan mengelus pipi kanan Yeojin menyalurkan kasih sayangnya

“Karena cinta adalah ketulusan” jawab Luhan dengan tatapan teduh miliknya. Yeojin tersenyum mendengar jawab Luhan dia puas dengan jawaban Luhan.
“Bearti kau tidak tulus mencintaiku” Yeojin mempoutkan bibirnya mengingat Luhan selalu memninta maaf kepadanya.

“Aniya. Aku hanya takut kau tidak akan memaafkan ku” Jawab Luhan sambil melihat jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 23.58 KST 2 menit lagi pukul 00.00 KST waktu yang tak pernah Luhan harapkan ada di tahun ini.

“Aku sebentar lagi akan debut” Nada bicara Luhan sedikit melemas. Rahangnya mengeras mengingat apa yang akan dia ucapkan selanjutnya

“Jeongmalyo? Ah aku sangat senang. Chukkae” Yeojin sangat senang sampai-sampai dia memeluk Luhan dari samping sedetik setelah memeluk  Luhan Yeojin mmencium pipi kiri Luhan sekilas. Luhan hanya diam, menatap Yeojin pun dia tak sanggup. Dengan penuh keberanian Luhan menatap Yeojin dengan cepat dia meraih dagu Yeojin Luhan mencium Yeojin dengan perasaan yang campur baur. Yeojin yang larut dengan permainan Luhan hanya membalas ciuman Luhan. Luhan melepaskan tautan antara mereka. Luhan mengeluarkan kotak persegi yang berisikan cincin.

Luhan mengambil tangan kiri Yeojin lalu dibukanya kotak persegi berwarna merah marun itu. Yeojin menutup mulutnya tak percaya “Apa Luhan akan melamarku sekarang?” itu lah pertanyaan yang ada di otak Yeojin sekarang. mata Yeojin yang berkaca-kaca dengan satu kedipan saja air matanya jatuh membasahi tangan Luhan yang masih setia memegang tangannya. Bibir pink nya yang tak pernah luntur akan senyuman manisnya membuat Luhan tak sanggup melanjutkan kata-katanya

“Aku tak bisa bersamamu lagi. Mianhe jeongmal mianhe” 8 kata yang Luhan hapalkan selama seminggu ini meluncur bebas dari bibir tipisnya. Air mata Luhan turun membasahi pipi mulusnya. Luhan mengeluarkan cincin berhias kepala rusa itu dari kotaknya dan menyematkan di jari telunjuk Yeojin. Luhan tidak mempunyai keberanian untuk menatap mata Yeojin. Mata basahnya masih setia menatap jari telunjuk Yeojin

“Bukan ini yang aku harapkan Lu” suara serak dan isakan Yeojin sangat jelas terdengar oleh Luhan. Walaupun sekarang bunyi ledakan kembang api sudah terdengar di seluruh penjuru Seoul.

“Neaga neomu mianhe” Luhan berdiri memeluk Yeojin yang masih terduduk sambil menatap jarinya. Suara tangisan mereka berdua memenuhi tahun baru bagi mereka berdua.

“Wae? Kenapa jadi begini Lu?” Yeojin berusaha tak menangis walaupun dia tau air matanya sudah terlalu banyak untuk di sembunyi sehingga dia tidak bisa menahannya

“Ini yang terbaik. Aku harus melakukannya” Luhan mengelus puncak kepala Yeojin dengan tulus. Luhan tak mau mengakhiri Hubungan mereka tapi hanya ada dua pilihan yaitu Yeojin atau mimpinya. Jika dia memilih Yeojin Luhan harus gagal debut yang selama ini impiannya. Jika dia memilih untuk debut dengan terpaksa Luhan harus meninggalkan Yeojin.

“Ini demi debutku Yeojin. Ku harap kau mau mengerti. Terimakasih untuk waktumu selama ini aku sangat mencintaimu. Aku mohon kau tidak pernah membuang semua barang yang ku berikan padamu” Luhan pergi meninggalkan Yeojin yang diam seribu bahasa mendengar ucapan Luhan. Yeojin hanya menatap kepergian Luhan

“Dapatkah kau tersenyum setelah debutmu? Kau mengikari janjimu Lu, kau pernah mengatakan kau tak akan meninggalkanku walaupun itu harus mengenai debutmu” yeojin mengeluarkan suaranya saat melihat Luhan yang sudah 5 langkah pergi meninggalkannya. Luhan masih dapat mendengarkan suara serak Yeojin. Luhan mempercepat langkahnya meninggalkan Yeojin

“AKU AKAN MENJADI FANS MU LU. AKU BERJANJI!” lagi-lagi Yeojin berteriak. Tidak seperti tadi Yeojin berteriak dengan senyumannya bukan dengan tangisannya. Yeojin juga berjanji tidak akan pernah membuang apa yang pernah Luhan kasih Termasuk cintanya. Yeojin berjanji akan menunggu Luhan walaupun hanya sedikit kesempatan bagi Yeojin.

Yeojin pov

Aku mengingat lagi harapan yang aku tulis saat bersama Luhan
“Aku Han Yeojin, aku berharap Luhan tak pernah melupakanku. Walaupun jika dia pergi meninggalkanku suatu saat nanti aku ingin dia kembali lagi kepadaku”
Apa itu akan terkabul? Aku akan menunggumu Lu. Aku akan mengulang semua kegiatanku seperti sebelum mengenalmu. Aku akan setiap malam duduk disini menunggumu menghampiriku dan mengatakan kata-kata yang sama saat 5 tahun silam. Aku berjanji

Luhan pov

Tulisanku di kertas harapan tadi masih terbayang-bayang olehku
“Aku Xi Luhan, aku harap Han Yeojin tak pernah melupakanku. Ku harap Han Yeojin tidak akan terluka karenaku. Aku ingin dia sama saat aku masih bersamanya. Aku ingin suatu saat nanti kembali mengucapkan hal yang sama seperti pertama kali bertemu dengannya. Tuhan tolong jaga Han Yeojin untukku. Jaga hatinya”
Aku harap semua itu terkabul. Aku akan menunggu waktu mempertemukan kita kembali. Aku akan selalu datang dan melihatmu secara diam-diam. Aku akan mengulang semuannya lagi. Aku berjanji

END
Adakah yang membacanya? Ini ff gaje. Pasti feelnya gak dapet iya kan? Author sangat butuh comenan kalian. Author sangat menunggu RCL dari kalian. Oh ya, adakah yang menunggu ff author I KNOW YOU LOVE ME gak?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar